Dijelaskan dalam Al-Qur’an kisah as habuk kahfi, dalam surat Al-Kahfi
ayat 9 sampai dengan ayat 26, mereka adalah orang-orang pilihan yang patut kita
teladani sebagai kaum muslimin. Dalam ayat 22 dijelaskan bahwa” Jumlah mereka adalah
tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan yang menyatakan jumlah mereka
lima orang dan enam dengan anjingnya, sebagai terkaan yang ghoib (dan sebagian
lainya) jumlah mereka adalah tujuh dan delapan dengan anjingnya” (Qs.Al-Kahfi :
22). Tetapi para menyakini bahwa jumlah mereka adalah tujuh orang dan delapan
dengan anjingnya.
Berapapun jumlah mereka tidak
masalah yang perlu kita ambil adalah keteladan mereka dalam mempertahankan
keimanan terdahap penguasa yang dzalim. Allah SWT menutup pendengaran serta
mata mereka salama tiga abad sembilan tahun, begitulah kekuasaan Allah SWT
dalam menyelamatkan orang-orang yang dicintai-Nya sebagai pelajaran bagi kaum
muslimin.
Alkisah disebuah peradaban lembah
sungai Eufrat dan Tigris terletak dinegri yang disebut sekarang Irak, daerah
yang terletak diantara dua sungai merupakan daerah yang subur yang disebut
dengan Mesopotamia terdiri dari berbagai negara kota,yang masing-masing sering
dalam peperangan dengan negara kota lainya. Negara kota yang kuat membawahi
negara kota lainya. Raja Dikyanus (Decius) pada masa itu berkuasa, seorang raja
yang sangat haus akan kekuasaan dan kejam kepada rakyatnya apabila melanggar
apa yang diperintahkanya. Peperangan perluasan wilayah sering kali
menyengsarakan rakyatnya dengan pajak bumi yang tingi untuk biaya perang.
Kehidupan kota raja sangat ramai,
terlihat para pedagang menawarkan barang dangannya dan orang yang lalu lalang
melewati jalan utama kota raja dengan bangunan-bangunan megah disekitar istana
raja. Dan beberapa orang sedang bermain judi disebuah kedaiminuman begitulah
suasana kehidupan kota raja.
Namun keramaian sirna dengan cepat
ketika kompoi laskar kerjaan yang gagah berjalan dijalan utama ternyata sang
Maha Raja Dikyanus sedang mengadakan inspeksi mendadak keluar istana. Nampak
rakyat semua mrundudukan kepala mereka sebagai rasa hormat kepada sang raja.
Terlihat laskar kerajan mendorong
masyarakat karena jalannya merasa terhalangi, sang Rajapun tersenyum puas
bangga akan dirinya. Iapun berkata :”Wahai rakyatku, kalian harus mengikuti
apa yang aku kehendaki, susjudlah kalian dibawah kakiku, karena aku yang
ijinkan kalian hidup, aku juga yang memperbolehkan kalian berniaga untuk
memenuhi kebutuhan keluaraga kalian... Akulah Tuhan kalian.” Begitulah
keangkuhan Raja Dikyanus mendeklarasikan dirinya Tuhan.
Kata-katanya terhenti ketika
melihat tiga orang pemuda yang tidak menunudukan kepala merekan bahkan berani
menatap mata sang Raja dengan tajam. Rajapun segera memerintahkan
laskar-laskarnya untuk menengkapnya, ketiga pemuda itupun ditanggkap dan
dimasukan kedalam kerangkeng. Ternyata didalam kerangkeng sudah ada empat orang
pemuda yang sudah ditangkap terlebih dahulu dengan kasus yang sama. Dan sang
Rajapun meneruskan perjalanan berkeliling kota raja.
Sementara para pemuda yang
ditanggkap langsung dibawa kepenjaran dalam sel yang sama, mereka saling
menyapa satu dengan yang lainya. Salah satu dari mereka berkata : ”Apa salah
kita hingga kita ditangkap ?” satu dari mereka menjawab : “Entahlah, aku
juga bingung mengapa kita harus berada disini” yang lain menjawab : “Hanya
Allah SWT yang tahu.” Mereka termenung sejenak dengan apa yang mereka
alami. Ketujuh pemuda ini terdiri dari berbagai golongan dari petani,
pedangang, yang kaya dan miskin.
Tiba-tiba renungan mereka terhenti
dengan suara pintu sel yang dibuka dari luar, ternyata salah seorang laskar
membuka pintu dan langsung membawa ketujuh pemuda tersebut kehadapan sang Raja
Dikyanus,terlihat mereka dikawal beberapa laskar dibelakangnya mereka. Mereka
duduk dibariskan dihadapan sang Raja dan Rajapun berkata :”Kalian tahu
kesalahan kalian ...?” salah satu dari mereka menjawab : “Tidak
yang mulia....! Kami tidak tahu yang mulia....!” dengan marahnya sang
Raja berteriak : “Goblok......! apa kalian tidak merasa bahwa kalian aku
biarkan kalian hidup didunia ini dengan penghasilan yang cukup dari usaha
kalian, aku berikan kalian kehidupan dinegara ini, kalau tidak sudah kubunuh
kalian sejak masih dalamkandungan ibu kalian dan mau pergi kemana kalian karena
seluruh wilayah ini berada dibawah kakiku, maka sembahlah aku.......!”
Serentak ketujuh pemuda itu menjawab dengan lantangnya :”Wahai yang
mulia, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami kepada yang mulia, kami tidak
akan menyembahmu walaupun mati sekalipun, karena engkau tidak pantas untuk
disembah yang pantas kami sembah adalah Allah SWT yang memberikan kami
segalanya engkau hanya manusia biasa seperti kami” Sang Raja marah
besar kepada ketujuh pemuda tersebut, dia menatap mata mereka satu persatu
tidak nampak takut sedikitpun kepadanya, terlintas dalam benak sang Raja karena
keberanian dan kesetian mereka untuk tidak membunuh mereka hanya memoles mereka
dengan harta dan kududukan pasti mereka mau mengikuti apa yang ia inginkan.
Sang Raja berkata : “Aku hargai kesetiaan kalian dan aku bangga kepada
kalian atas keberanian kalian...! Aku beri kesempatan sekali lagi untuk memilih
mati dipancung dialun-alun kota raja atau mau mengakui bahwa aku adalah Tauhan
kalian dan akan ku beri kalian harta yang melimpah dan kedudukan yang tinggi
dikerajaanku. Silahkan pilih salah satu aku beri waktu tiga hari untuk
berfikir”. Ketujuh pemuda tersebut diperbolehkan pulang untuk berfikir
dirumah mereka masing-masing.
Selang sehari
ketujuh pemuda tersebut berdiskusi dirumah salah satu dari mereka untuk
membicarakan langkah apa yang mereka ambil untuk kedepanya. Salah satu dari
mereka berkata : “Kita tidak ada pilihan lain dan aku tidak mau berpaling
dari Allah SWT bukan manusia yang bernama Dikyanus.” Ada yang mejawab :”Ya.......!
betul lebih baik mati dari pada berpalin dari Allah SWT.” Yang lain
menjawab : ”Pilihan kita Cuma satu satu yaitu tinggalkan negri ini, kita
lari dan bersembunyi untuk sementara disuatu tempat yang jarang orang kesana,
akupun lupa akan tempat itu tapi anjing pintarku yang akan menuntun kita kesana
karena anjing lebih tajam indra penciumannya dan ingatannya, bagaiman usulku
teman-teman......!” Serantak menjawab :”Seettuujuuu............!”
Satu dari mereka berkata : “Baik besok pagi-pagi kita berangkat berkumpul
ditempat ini dan jangan lupa bawa perbekalan secukupnya.”
Tanpa
mereka sadari gerak gerik mereka diperhatikan oleh mata-mata kerajaan tentang
bembicaraan mereka dan lansung dilaporkan kepada sang Raja Dikyanus. Alangkah
marahnya sang Raja dengan laporan ini, langsung dia
memerintahkan untuk menangkap mereka dengan berkata : ”Tangkap dan gantung
mereka dialun-alun kota raja.........!” maka dengan cepat satu kompi pasukan
bersenjata memburu ketujuh pemuda tersebut.
Sesampianya
dirumah tuju pasukan berhenti dan menyerukan kepada mereka untuk keluar dan
menyerahkan diri namun tidak laskarpun langsung masuk kedalam rumah. Ketika
didalam ternyata rumah sudah kosong tidak ada penghuninya, nampak kekecewaan
diwajah sang komandan sambil memasukan pedang kedalam sarungny masing-masing.
Sang komandan berkata : ”Dilihat dari bekasnya ini belum lama ditnggalkan
penghuninya dan belum jauh dari sisni.” Sang mata-mata menjawab : ”Ia... Tuan
saya mendengarkan bembicaraan mereka, mereka pergi kesuatu tempat sebelah
selatan menuju sungai, Tuan...!” Mendengar keterangan ini sang komandan dan
pasukanya langsung berangkat.
Sementara
ketujuh pemuda itu, tidak bayak yang bisa dilakukan hanya berlari dan berlari
tanpa menoleh kebelakag, tanpak kepanikan diwajah mereka ketika mendengar suara
gemuruh pasukan berkuda berlari mendekat. Mereka berlari dengan dipandu seekor
anjing didepannya, sementara gemuruh pasukan berkuda yeng mengejar semakin
mendekat dibelakang mereka. Dijalan yang berliku mereka berbelok kekiri simpang
jalan menembus jalan setapak, sementara pasukan berkuda semakin mendekat.
Ketika melewati daerah perbukitan ketujuh pemuda itu hilang dari pandangan
pasukan berkuda yang mengejar, saat pasukan berada diatas bukit mereka
kehilangan jejak ketujuh pemuda tersebut. Mereka menyebar mencari ketujuh
pemuda itu karena yakin mereka tidak akan pergi jauh dari daerah itu. Sang
komandan berkata : ”Aku yakin mereka tidak bisa pergi jauh, mungkin mereka
bersembunyi disuatu tempat disekitar wilayah ini, kita dirikan tenda sampai
kapan mereka bisa bertahan.” “Siap komandan.” Kata anak buahnya.
Sementara
ketujuh pemuda itu telah masuk kadalam goa diantara ratusan perbukit dipadang
pasir. Mereka meresa kelehan yang luar biasa karena berlari tanpa henti dan
menoleh kebelakang sedikitpun. Satu dari mereka berkata : “Teman-teman untuk
sementara kita aman berada disini, sekarang kita hanya bisa berdo’a kepada
Allah SWT agar kita diselamatkan dari mara bahaya.” Merekapun berdo’a bersaman
dan merebahkan diri untuk istirahat. Diantara mereka berkata : “Marilah kita
tidur sejenak kawan, untuk melepaskan lelah sejenak besok pagi kita lanjutkan
perjalan biarkan anjingku yang berjaga-jaga dimulut go’a bila laskar kerajaan
datang pasti dia bangunkan kita.”
Sementara
seekor anjing yang diperintahkan tuannya untuk menjaga mereka dimulut goa
dengan wajah yang menhadap keluar dan kedua kakinya didepannya mengadah diatas
bahunya. Dari jam kejam, dari hari kehari, mingu ke minggu, bulan ke bulan
bahkan tahun ketahun mereka tertidur. Disetiap akhir tahun salah satu diantara
mereka terbangun dan ketika ia melihat kemulut goa, nampak sinar matahari
terlihat condong kesebelah kanan dan dia berfikir masih pagi dan meneruskan
tidurnya. Begitulah keadaan mereka yang setiap akhir tahunya terjaga dari
tidurnya dan melihat anjing yang selalu menjaga mereka dimulut goa, bergatian
satu persatu. Maha besar Allah SWT
menolong hambanya dari mara bahaya, mata dan telinga mereka ditutup
selama tiga abad sembilan tahun ketujuh pemuda itu tertidur dalam goa.
Sudah
tentu banyak peubahan alam dan berubahan jaman, apalagi berubahan bentuk mahluk
hidup tidak bisa bayangkan bagaimana berubahan pada diri ketujuh pemuda
tersebut, tidk dapat kita banyangkan perubahan pada anjing mereka.
Selama
tiga ratus sembilan tahun mereka
tertidur didalam goa, satu dari mereka bangun melihat kemulut goa terlihat
sinar matahari condong kekanan dan sentak kaget melihat sesosok yang
menyeramkan berdiri dipintu goa. Sontak sumua orang terbangun dan ketika
malihat teman kaget dan menjeri minta tolong ada mahluk yang menyeramkan.
Kelamaan mereka tersadar pada diri mereka masing-masing dan bertanya-tanya dalam
hati apa pada diri meraka. Perubahan yang luar biasa padadiri mereka, rambut
panjang melebihi tinggi badan mereka, kuku mereka yang panjangnya menpai satu
meter dan anjing mereka bulunya panjang melebihi tinggi badanya. Sambil
memotong dan merapihkan rambut dan kuku mereka bertanya-tanya : “Berapa lama
kita tertidur....?” Mereka menjawab : “Kita tidur hanya setengah hari atau
sehari.” Yang lain menjawab : “Hanya Allah SWT yang tahu berapa lama kita
tidur.” Merekapun mereka merasa lapar
dan diantara mereka mengeluarkan perbekalan tujuh potong roti, namun roti yang
dibawa keras dan sudah menjadi batu. “Teman salah satu dari kita harus keluar
untuk membeli makanan.” Kata salah satu dari mereka. “Baik aku yang keluar, aku
punya uang hasil dari tabunganku.” “Baik tapi jangan sekali-kali kamu bicara
soal kita dan berkata sopanlah agar mereka tak curiga.” Jawab seorang lagi. Tanpa basa basi satu
dari mereka keluar goa untuk membeli makan.
Dikisahkan
seorang pemuda dari mereka keluar goa untuk membeli makanan, nampak aneh dan
terheran yang luar biasa saat keluar dari mulut goa perubahan alam, ketika
masuk keadaan diluar goa sangat gersang dan tandus tapi saat ini alamnya hijau
hamparan padang rumput yang luas dan hijau dan dikelilingi pepohonan yang
tinggi. Tersadar dia harus segera pergi belanja, sesampai dikota raja melihat
pakaian orang-orang ya ia jumpai berbeda dan kerap kali jadi perhatian
orang-orang yang melihatnya. Saat tiba disebuah toko roti ia langsung memesan
tujuh potong roti, ketika ia mau membayar roti tersebut kaget dan terheran si
tukang roti dan berkata : “Maaf pak, apa benar ini uangnya.....!” “Ia pak ada
masalah dengan uang saya.” Sang pemuda menjawab. “Anda mendapatkan dari harta
karun yang terpendam ini...?” Sontak pemuda kaget : “Bener pak ini uang
tabungan saya yang baru kubuka kemari.” Jawab sang pemuda.
Serentak
pembicaraan menarik perhatian masyarakat yang mendengar percakapan mereka, sang
pemuda semakin panik dan takut ketika orang –rang mengelilingi dirinya. Gak
lama beberapa orang laskar karajaan pemhapiri kerumunan warga. Sang pemuda
tambah takut dan gemeteran ketika melihat laskar-laskar kejaan, laskar itu
mencoba menenangkan sang pemuda itu. Setelah merasa tenang barulah cerita
tentang dirinya dan temannya didalam goa. Setelah mendapat pejelasan dari
laskar kerajaan barulah sang pemuda percaya dan di perbolahkan pergi
meningglkan toko dengan empat belas potong roti dari laskar kerajaan.
Sang
pemuda itupun langsung kembali ke goa dan menceritakan apa yang ia alami diluar
sana dari awal sampai akhir dengan penjelasan itu ketujuh pemuda itu merasa
kurang yakin apa yang dijelaskan oleh temannya. Sementara sang laskar kerajaan
melaporkan kejadian dipasar dan mencritakan semuanya kepada sang Raja, Rajapun
termanggut-manggut dan ia ingin mendengarkan langsung cerita itu langsung dari
orangnya. Ia memrintahkan mengundang ketujuh pemuda itu untuk datang keistana.
Beberapa
laskar menuju goa tempat tujuh pemuda tinggal dengan sedikit penjelasan barulah
ketujuh pemuda itu merasa tenang dan pergi memenuhi undangan san Raja walaupun
dalam hati sedikit keraguan. Ketujuh pemuda itu di persilahkan duduk dan sang
Rajapun menjelaskan bahwa Raja Dikyanus itu adalah Raja yang memerintah tiga
ratus tahun yang lalu dan sudah ratusan generasi kemasa kini. Nampak tempat dan
makan yang lezat sudah disiapkan oleh sang Raja untuk ketujuh pemuda tersebut,
sementara ketujuh pemuda tersebut kaget ternyata Rajanya berbeda. Setelah
selesai menjamu ketujuh pemuda tersebut dipersilahkan agar naik ketempat yang
sudah disiapkan. Sengaja seluruh masyarakat diundang untuk mendengar kisah
ketujuh pemuda tersebut.
Dan
mulailah ketujuh pemuda itu menceritakan semua apa yang mereka alami mulai dari
penangkapan, pengejaran dan begaimana mereka tertidur didalam goa. Mendengar
cerita itu sontak suasana berubah menjadi isak tangisan setiap orang yang
mendengarkan kisah ketujuh pemuda tersebut. Sang Rajapun berkata : ”Wahai.....
Rakyatku, ini bukan cerita yang mengada-ngada dan bukanlah dongeng belaka. Ini
adalah kebesaran Allah SWT dalam meolong hambanya dari bahaya didepan mata bagi
mereka yang beriman. Mereka pantas kita diteladani oleh kita semua.” Setelah
selesai ketujuh pemuda itu pamit untuk kembali kedalam goa tapi ditolak oleh
sang Raja untuk tinggal diiastana tetapi mereka tidak mau, mereka merasa tempat
mereka adalah didalam goa.
Ketujuh
pemuda itu kembali kedalam goa, namun setelah sampai didalam goa malaikat maut
menjemput ketujuh pemuda tersebeut beserta anjing mereka, sedangkan sang Raja
berada diluar goa yang mengantarkan mereka kegoa merasa ingin tau ada apa
didalam goa. Diapun masuk kedalam, sontak kaget melihat ketujuh pemuda tersbut
dalam keadaan meninggal dunia. Sang Raja memeriksa tubuh ketujuh pemuda
tersebut nampak masih hangat tampaknya ia terlambat beberapa menit. Sang
Rajapun memerintah untuk menguburkan jasad ketujuh pemuda itu didalam goa dan membangun sebuah masjid yang megah
didepan goa tersbut.
Begitulah
kisah Ashabul Khahfi yang diceritakan dalam surat Al-Kahfi ayat 9 sampai dengan
26, mengapa Raja setelah tujuh pemuda itu membengun sebuah masjid didepan goa.
Apakah Raja itu sudah memeluk agama Allah SWT ? karena menurut sebagian ahli
tapsir bahwa Raja yang membangun masjid didepan goa, setelah Ashabul Khahfi
dari tidur panjang adalah Raja Dzulkarnaen seorang raja yang adil dan bijaksana
yang diceritakan kisahnya dalam surat Al-Kahfi ayat 83 sampai 101. Beliau juga
orang pilihan Allah SWT yang tercantum kisahnya dalam Al-Quran sebagai bahan
suri tauladan bagi kita kaum muslimin. Sebagian alhli tafsir menyakini setelah
Ashabul Khahfi mereka bertemu denga Raja Dzulkarnaen atau orang Islam menyebutnya
dan orang-orang menyebutnya ALEXSANDER
AGUNG.
Selesai...!
“Dikutip
dari Al-Qur’an Surat Al-Khafi ayat 1-26
Oleh
: Yusuf