Belanja

24 Mar 2013

KISAH AS HABUL KAHFI


              Dijelaskan dalam Al-Qur’an  kisah as habuk kahfi, dalam surat Al-Kahfi ayat 9 sampai dengan ayat 26, mereka adalah orang-orang pilihan yang patut kita teladani sebagai kaum muslimin. Dalam ayat 22 dijelaskan bahwa” Jumlah mereka adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan yang menyatakan jumlah mereka lima orang dan enam dengan anjingnya, sebagai terkaan yang ghoib (dan sebagian lainya) jumlah mereka adalah tujuh dan delapan dengan anjingnya” (Qs.Al-Kahfi : 22). Tetapi para menyakini bahwa jumlah mereka adalah tujuh orang dan delapan dengan anjingnya.
              Berapapun jumlah mereka tidak masalah yang perlu kita ambil adalah keteladan mereka dalam mempertahankan keimanan terdahap penguasa yang dzalim. Allah SWT menutup pendengaran serta mata mereka salama tiga abad sembilan tahun, begitulah kekuasaan Allah SWT dalam menyelamatkan orang-orang yang dicintai-Nya sebagai pelajaran bagi kaum muslimin.

              Alkisah disebuah peradaban lembah sungai Eufrat dan Tigris terletak dinegri yang disebut sekarang Irak, daerah yang terletak diantara dua sungai merupakan daerah yang subur yang disebut dengan Mesopotamia terdiri dari berbagai negara kota,yang masing-masing sering dalam peperangan dengan negara kota lainya. Negara kota yang kuat membawahi negara kota lainya. Raja Dikyanus (Decius) pada masa itu berkuasa, seorang raja yang sangat haus akan kekuasaan dan kejam kepada rakyatnya apabila melanggar apa yang diperintahkanya. Peperangan perluasan wilayah sering kali menyengsarakan rakyatnya dengan pajak bumi yang tingi untuk biaya perang.

              Kehidupan kota raja sangat ramai, terlihat para pedagang menawarkan barang dangannya dan orang yang lalu lalang melewati jalan utama kota raja dengan bangunan-bangunan megah disekitar istana raja. Dan beberapa orang sedang bermain judi disebuah kedaiminuman begitulah suasana kehidupan kota raja.

              Namun keramaian sirna dengan cepat ketika kompoi laskar kerjaan yang gagah berjalan dijalan utama ternyata sang Maha Raja Dikyanus sedang mengadakan inspeksi mendadak keluar istana. Nampak rakyat semua mrundudukan kepala mereka sebagai rasa hormat kepada sang raja. Terlihat  laskar kerajan mendorong masyarakat karena jalannya merasa terhalangi, sang Rajapun tersenyum puas bangga akan dirinya. Iapun berkata :”Wahai rakyatku, kalian harus mengikuti apa yang aku kehendaki, susjudlah kalian dibawah kakiku, karena aku yang ijinkan kalian hidup, aku juga yang memperbolehkan kalian berniaga untuk memenuhi kebutuhan keluaraga kalian... Akulah Tuhan kalian.” Begitulah keangkuhan Raja Dikyanus mendeklarasikan dirinya Tuhan.

              Kata-katanya terhenti ketika melihat tiga orang pemuda yang tidak menunudukan kepala merekan bahkan berani menatap mata sang Raja dengan tajam. Rajapun segera memerintahkan laskar-laskarnya untuk menengkapnya, ketiga pemuda itupun ditanggkap dan dimasukan kedalam kerangkeng. Ternyata didalam kerangkeng sudah ada empat orang pemuda yang sudah ditangkap terlebih dahulu dengan kasus yang sama. Dan sang Rajapun meneruskan perjalanan berkeliling kota raja.

              Sementara para pemuda yang ditanggkap langsung dibawa kepenjaran dalam sel yang sama, mereka saling menyapa satu dengan yang lainya. Salah satu dari mereka berkata : ”Apa salah kita hingga kita ditangkap ?” satu dari mereka menjawab : “Entahlah, aku juga bingung mengapa kita harus berada disini” yang lain menjawab : “Hanya Allah SWT yang tahu.” Mereka termenung sejenak dengan apa yang mereka alami. Ketujuh pemuda ini terdiri dari berbagai golongan dari petani, pedangang, yang kaya dan miskin.

              Tiba-tiba renungan mereka terhenti dengan suara pintu sel yang dibuka dari luar, ternyata salah seorang laskar membuka pintu dan langsung membawa ketujuh pemuda tersebut kehadapan sang Raja Dikyanus,terlihat mereka dikawal beberapa laskar dibelakangnya mereka. Mereka duduk dibariskan dihadapan sang Raja dan Rajapun berkata :”Kalian tahu kesalahan kalian ...?” salah satu dari mereka menjawab : “Tidak yang mulia....! Kami tidak tahu yang mulia....!” dengan marahnya sang Raja berteriak : “Goblok......! apa kalian tidak merasa bahwa kalian aku biarkan kalian hidup didunia ini dengan penghasilan yang cukup dari usaha kalian, aku berikan kalian kehidupan dinegara ini, kalau tidak sudah kubunuh kalian sejak masih dalamkandungan ibu kalian dan mau pergi kemana kalian karena seluruh wilayah ini berada dibawah kakiku, maka sembahlah aku.......!” Serentak ketujuh pemuda itu menjawab dengan lantangnya :”Wahai yang mulia, dengan tidak mengurangi rasa hormat kami kepada yang mulia, kami tidak akan menyembahmu walaupun mati sekalipun, karena engkau tidak pantas untuk disembah yang pantas kami sembah adalah Allah SWT yang memberikan kami segalanya engkau hanya manusia biasa seperti kami” Sang Raja marah besar kepada ketujuh pemuda tersebut, dia menatap mata mereka satu persatu tidak nampak takut sedikitpun kepadanya, terlintas dalam benak sang Raja karena keberanian dan kesetian mereka untuk tidak membunuh mereka hanya memoles mereka dengan harta dan kududukan pasti mereka mau mengikuti apa yang ia inginkan. Sang Raja berkata : “Aku hargai kesetiaan kalian dan aku bangga kepada kalian atas keberanian kalian...! Aku beri kesempatan sekali lagi untuk memilih mati dipancung dialun-alun kota raja atau mau mengakui bahwa aku adalah Tauhan kalian dan akan ku beri kalian harta yang melimpah dan kedudukan yang tinggi dikerajaanku. Silahkan pilih salah satu aku beri waktu tiga hari untuk berfikir”. Ketujuh pemuda tersebut diperbolehkan pulang untuk berfikir dirumah mereka masing-masing.

              Selang sehari ketujuh pemuda tersebut berdiskusi dirumah salah satu dari mereka untuk membicarakan langkah apa yang mereka ambil untuk kedepanya. Salah satu dari mereka berkata : “Kita tidak ada pilihan lain dan aku tidak mau berpaling dari Allah SWT bukan manusia yang bernama Dikyanus.” Ada yang mejawab :”Ya.......! betul lebih baik mati dari pada berpalin dari Allah SWT.” Yang lain menjawab : ”Pilihan kita Cuma satu satu yaitu tinggalkan negri ini, kita lari dan bersembunyi untuk sementara disuatu tempat yang jarang orang kesana, akupun lupa akan tempat itu tapi anjing pintarku yang akan menuntun kita kesana karena anjing lebih tajam indra penciumannya dan ingatannya, bagaiman usulku teman-teman......!” Serantak menjawab :”Seettuujuuu............!” Satu dari mereka berkata : “Baik besok pagi-pagi kita berangkat berkumpul ditempat ini dan jangan lupa bawa perbekalan secukupnya.”

                Tanpa mereka sadari gerak gerik mereka diperhatikan oleh mata-mata kerajaan tentang bembicaraan mereka dan lansung dilaporkan kepada sang Raja Dikyanus. Alangkah marahnya sang Raja dengan laporan ini, langsung dia memerintahkan untuk menangkap mereka dengan berkata : ”Tangkap dan gantung mereka dialun-alun kota raja.........!” maka dengan cepat satu kompi pasukan bersenjata memburu ketujuh pemuda tersebut.

                       Sesampianya dirumah tuju pasukan berhenti dan menyerukan kepada mereka untuk keluar dan menyerahkan diri namun tidak laskarpun langsung masuk kedalam rumah. Ketika didalam ternyata rumah sudah kosong tidak ada penghuninya, nampak kekecewaan diwajah sang komandan sambil memasukan pedang kedalam sarungny masing-masing. Sang komandan berkata : ”Dilihat dari bekasnya ini belum lama ditnggalkan penghuninya dan belum jauh dari sisni.” Sang mata-mata menjawab : ”Ia... Tuan saya mendengarkan bembicaraan mereka, mereka pergi kesuatu tempat sebelah selatan menuju sungai, Tuan...!” Mendengar keterangan ini sang komandan dan pasukanya langsung berangkat.

                         Sementara ketujuh pemuda itu, tidak bayak yang bisa dilakukan hanya berlari dan berlari tanpa menoleh kebelakag, tanpak kepanikan diwajah mereka ketika mendengar suara gemuruh pasukan berkuda berlari mendekat. Mereka berlari dengan dipandu seekor anjing didepannya, sementara gemuruh pasukan berkuda yeng mengejar semakin mendekat dibelakang mereka. Dijalan yang berliku mereka berbelok kekiri simpang jalan menembus jalan setapak, sementara pasukan berkuda semakin mendekat. Ketika melewati daerah perbukitan ketujuh pemuda itu hilang dari pandangan pasukan berkuda yang mengejar, saat pasukan berada diatas bukit mereka kehilangan jejak ketujuh pemuda tersebut. Mereka menyebar mencari ketujuh pemuda itu karena yakin mereka tidak akan pergi jauh dari daerah itu. Sang komandan berkata : ”Aku yakin mereka tidak bisa pergi jauh, mungkin mereka bersembunyi disuatu tempat disekitar wilayah ini, kita dirikan tenda sampai kapan mereka bisa bertahan.” “Siap komandan.” Kata anak buahnya.

                         Sementara ketujuh pemuda itu telah masuk kadalam goa diantara ratusan perbukit dipadang pasir. Mereka meresa kelehan yang luar biasa karena berlari tanpa henti dan menoleh kebelakang sedikitpun. Satu dari mereka berkata : “Teman-teman untuk sementara kita aman berada disini, sekarang kita hanya bisa berdo’a kepada Allah SWT agar kita diselamatkan dari mara bahaya.” Merekapun berdo’a bersaman dan merebahkan diri untuk istirahat. Diantara mereka berkata : “Marilah kita tidur sejenak kawan, untuk melepaskan lelah sejenak besok pagi kita lanjutkan perjalan biarkan anjingku yang berjaga-jaga dimulut go’a bila laskar kerajaan datang pasti dia bangunkan kita.”
Sementara seekor anjing yang diperintahkan tuannya untuk menjaga mereka dimulut goa dengan wajah yang menhadap keluar dan kedua kakinya didepannya mengadah diatas bahunya. Dari jam kejam, dari hari kehari, mingu ke minggu, bulan ke bulan bahkan tahun ketahun mereka tertidur. Disetiap akhir tahun salah satu diantara mereka terbangun dan ketika ia melihat kemulut goa, nampak sinar matahari terlihat condong kesebelah kanan dan dia berfikir masih pagi dan meneruskan tidurnya. Begitulah keadaan mereka yang setiap akhir tahunya terjaga dari tidurnya dan melihat anjing yang selalu menjaga mereka dimulut goa, bergatian satu persatu. Maha besar Allah SWT  menolong hambanya dari mara bahaya, mata dan telinga mereka ditutup selama tiga abad sembilan tahun ketujuh pemuda itu tertidur dalam goa.
Sudah tentu banyak peubahan alam dan berubahan jaman, apalagi berubahan bentuk mahluk hidup tidak bisa bayangkan bagaimana berubahan pada diri ketujuh pemuda tersebut, tidk dapat kita banyangkan perubahan pada anjing mereka.


                       Selama tiga ratus  sembilan tahun mereka tertidur didalam goa, satu dari mereka bangun melihat kemulut goa terlihat sinar matahari condong kekanan dan sentak kaget melihat sesosok yang menyeramkan berdiri dipintu goa. Sontak sumua orang terbangun dan ketika malihat teman kaget dan menjeri minta tolong ada mahluk yang menyeramkan. Kelamaan mereka tersadar pada diri mereka masing-masing dan bertanya-tanya dalam hati apa pada diri meraka. Perubahan yang luar biasa padadiri mereka, rambut panjang melebihi tinggi badan mereka, kuku mereka yang panjangnya menpai satu meter dan anjing mereka bulunya panjang melebihi tinggi badanya. Sambil memotong dan merapihkan rambut dan kuku mereka bertanya-tanya : “Berapa lama kita tertidur....?” Mereka menjawab : “Kita tidur hanya setengah hari atau sehari.” Yang lain menjawab : “Hanya Allah SWT yang tahu berapa lama kita tidur.”  Merekapun mereka merasa lapar dan diantara mereka mengeluarkan perbekalan tujuh potong roti, namun roti yang dibawa keras dan sudah menjadi batu. “Teman salah satu dari kita harus keluar untuk membeli makanan.” Kata salah satu dari mereka. “Baik aku yang keluar, aku punya uang hasil dari tabunganku.” “Baik tapi jangan sekali-kali kamu bicara soal kita dan berkata sopanlah agar mereka tak curiga.” Jawab seorang lagi. Tanpa basa basi satu dari mereka keluar goa untuk membeli makan.

                         Dikisahkan seorang pemuda dari mereka keluar goa untuk membeli makanan, nampak aneh dan terheran yang luar biasa saat keluar dari mulut goa perubahan alam, ketika masuk keadaan diluar goa sangat gersang dan tandus tapi saat ini alamnya hijau hamparan padang rumput yang luas dan hijau dan dikelilingi pepohonan yang tinggi. Tersadar dia harus segera pergi belanja, sesampai dikota raja melihat pakaian orang-orang ya ia jumpai berbeda dan kerap kali jadi perhatian orang-orang yang melihatnya. Saat tiba disebuah toko roti ia langsung memesan tujuh potong roti, ketika ia mau membayar roti tersebut kaget dan terheran si tukang roti dan berkata : “Maaf pak, apa benar ini uangnya.....!” “Ia pak ada masalah dengan uang saya.” Sang pemuda menjawab. “Anda mendapatkan dari harta karun yang terpendam ini...?” Sontak pemuda kaget : “Bener pak ini uang tabungan saya yang baru kubuka kemari.” Jawab sang pemuda.

                    Serentak pembicaraan menarik perhatian masyarakat yang mendengar percakapan mereka, sang pemuda semakin panik dan takut ketika orang –rang mengelilingi dirinya. Gak lama beberapa orang laskar karajaan pemhapiri kerumunan warga. Sang pemuda tambah takut dan gemeteran ketika melihat laskar-laskar kejaan, laskar itu mencoba menenangkan sang pemuda itu. Setelah merasa tenang barulah cerita tentang dirinya dan temannya didalam goa. Setelah mendapat pejelasan dari laskar kerajaan barulah sang pemuda percaya dan di perbolahkan pergi meningglkan toko dengan empat belas potong roti dari laskar kerajaan.

                       Sang pemuda itupun langsung kembali ke goa dan menceritakan apa yang ia alami diluar sana dari awal sampai akhir dengan penjelasan itu ketujuh pemuda itu merasa kurang yakin apa yang dijelaskan oleh temannya. Sementara sang laskar kerajaan melaporkan kejadian dipasar dan mencritakan semuanya kepada sang Raja, Rajapun termanggut-manggut dan ia ingin mendengarkan langsung cerita itu langsung dari orangnya. Ia memrintahkan mengundang ketujuh pemuda itu untuk datang keistana.

                 Beberapa laskar menuju goa tempat tujuh pemuda tinggal dengan sedikit penjelasan barulah ketujuh pemuda itu merasa tenang dan pergi memenuhi undangan san Raja walaupun dalam hati sedikit keraguan. Ketujuh pemuda itu di persilahkan duduk dan sang Rajapun menjelaskan bahwa Raja Dikyanus itu adalah Raja yang memerintah tiga ratus tahun yang lalu dan sudah ratusan generasi kemasa kini. Nampak tempat dan makan yang lezat sudah disiapkan oleh sang Raja untuk ketujuh pemuda tersebut, sementara ketujuh pemuda tersebut kaget ternyata Rajanya berbeda. Setelah selesai menjamu ketujuh pemuda tersebut dipersilahkan agar naik ketempat yang sudah disiapkan. Sengaja seluruh masyarakat diundang untuk mendengar kisah ketujuh pemuda tersebut.
Dan mulailah ketujuh pemuda itu menceritakan semua apa yang mereka alami mulai dari penangkapan, pengejaran dan begaimana mereka tertidur didalam goa. Mendengar cerita itu sontak suasana berubah menjadi isak tangisan setiap orang yang mendengarkan kisah ketujuh pemuda tersebut. Sang Rajapun berkata : ”Wahai..... Rakyatku, ini bukan cerita yang mengada-ngada dan bukanlah dongeng belaka. Ini adalah kebesaran Allah SWT dalam meolong hambanya dari bahaya didepan mata bagi mereka yang beriman. Mereka pantas kita diteladani oleh kita semua.” Setelah selesai ketujuh pemuda itu pamit untuk kembali kedalam goa tapi ditolak oleh sang Raja untuk tinggal diiastana tetapi mereka tidak mau, mereka merasa tempat mereka adalah didalam goa.
 
                         Ketujuh pemuda itu kembali kedalam goa, namun setelah sampai didalam goa malaikat maut menjemput ketujuh pemuda tersebeut beserta anjing mereka, sedangkan sang Raja berada diluar goa yang mengantarkan mereka kegoa merasa ingin tau ada apa didalam goa. Diapun masuk kedalam, sontak kaget melihat ketujuh pemuda tersbut dalam keadaan meninggal dunia. Sang Raja memeriksa tubuh ketujuh pemuda tersebut nampak masih hangat tampaknya ia terlambat beberapa menit. Sang Rajapun memerintah untuk menguburkan jasad ketujuh pemuda itu didalam goa  dan membangun sebuah masjid yang megah didepan goa tersbut.

                       Begitulah kisah Ashabul Khahfi yang diceritakan dalam surat Al-Kahfi ayat 9 sampai dengan 26, mengapa Raja setelah tujuh pemuda itu membengun sebuah masjid didepan goa. Apakah Raja itu sudah memeluk agama Allah SWT ? karena menurut sebagian ahli tapsir bahwa Raja yang membangun masjid didepan goa, setelah Ashabul Khahfi dari tidur panjang adalah Raja Dzulkarnaen seorang raja yang adil dan bijaksana yang diceritakan kisahnya dalam surat Al-Kahfi ayat 83 sampai 101. Beliau juga orang pilihan Allah SWT yang tercantum kisahnya dalam Al-Quran sebagai bahan suri tauladan bagi kita kaum muslimin. Sebagian alhli tafsir menyakini setelah Ashabul Khahfi mereka bertemu denga Raja Dzulkarnaen atau orang Islam menyebutnya dan orang-orang menyebutnya ALEXSANDER  AGUNG.

Selesai...!

“Dikutip dari Al-Qur’an Surat Al-Khafi ayat 1-26
Oleh : Yusuf